http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=110453212866065092#template

Dewan Minta Kinerja PLN Diaudit

| Kamis, 29 Agustus 2013

PLN/Net 
 PEKANBARU - Persoalan klasik yang dilontarkan pihak PLN, terkait pemadaman bergilir yang masih terjadi di wilayah Riau, termasuk Kota Pekanbaru hingga Kamis (29/8) kemarin, tidak serta merta menjadikan alasan tersebut diterima masyarakat.

Sebab, kondisi itu sudah menjadi langganan setiap tahun. Bahkan terkesan tidak adanya solusi kongkrit dari perusahaan listrik negara tersebut. Akibat kondisi ini, semua masyarakat sudah banyak dirugikan.

Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru M Fadri R menyarankan, agar perusahaan listrik negara tersebut segera diaudit. "Kinerja PLN harus diaudit. Semuanya, mulai karyawan hingga pejabat tingginya. Karena persoalan ini sudah serius," kata M Fadri R, menjawab Tribun.
Audit yang disarankannya, karena kondisi listrik di Riau pernah baik dari kondisi keterpurukan yang lebih parah dari ini, saat Dirut PLN dipimpin Dahlan Iskan. Kenapa manajemen PLN sekarang tidak bisa melakukan hal yang sama?

"Kita menyarankan juga agar me-loskan interkoneksi ke mal-mal saat beban puncak," katanya. GM PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Dodi B Pangaribuan dalam jumpa persnya Kamis (29/8) siang kemarin mengaku, kondisi PLN kini kurang menguntungkan, begitu juga pelanggan.

Sebab, sampai hari ini pemadaman bergilir belum bisa teratasi. Kondisi ini terjadi disebabkan belum tercukupinya daya tersedia dengan pemakaian. Hal ini diperparah pula kondisi PLTU Ombilin masih dalam pemeliharaan.

"Target Riau bebas pemadaman Oktober (2013). Kita juga menunggu perbaikan di Duri dan Teluk Sirih, Bungus Sumbar. Untuk Teluk Sirih, tanggal 10 Septembar nanti bisa diujicoba. Kami mohon dukungan warga Riau, agar waduk di PLTA terisi (hujan). Saat ini sangat mengurangi pasokan. Insya Allah, PLTU Ombilin pemeliharaannya Oktober sudah selesai," terangnya.

Dodi juga mengaku pemadaman awalnya tidak setiap hari. Tapi dengan kondisi yang sangat parah saat ini, pemadaman setiap hari terpaksa dilakukan. Disinggung mengenai adanya dugaan jual beli arus, terutama ke mal-mal besar di Pekanbaru, Dodi membantah.
"Itu tidak benar. Seluruh mal untuk beban puncak, dimatikan. Sekarang PLN mengeluarkan kebijakan, pelanggan besar saat beban puncak, dimatikan dengan perjanjian kompensasi," tegasnya.

Bagaimana pelanggan kecil? "Akan ada insentif, apabila lamanya 3 bulan, akan ada pemotongan 10 persen dari biaya beban," janjinya.

Source: Tribun





Kirim Komentar Anda:
Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan Kami dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Kami akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.

Tambahkan Komentar Baru